banjir

    Hujan? Hujan? Apa yang kamu pikirkan tentang Hujan? Banjir?. Tidak selalu begitu,kan. Ingat dong betapa romantisnya kisah cinta Bella dan Edward di Forks yang sering hujan? Yap, hujan sebenarnya banyak sekali manfaatnya, tapi sayangnya, sebagian dari kita takut akan datangnya hujan, eh maksudnya bukan hujannya, tapi banjirnya. Hujan berbeda dengan banjir,kan. Tapi mengapa negara kita selalu identik dengan banjir jika musim penghujan datang?

Dimanakah wilayah resapan Air?
    Yap, wilayah resapan air salah satunya. Wilayah ini merupakan wilayah yang ditumbuhi pepohonan dan tentunya tumbuhnya ditanah luas, bukan di pot. Fungsinya, ketika hujan datang, air akan merembes ke dalam tanah lalu ditahan oleh akar akar tumbuhan. Sayangnya, di indonesia, sangat minim sekali wilayah resapan air ini. Penyebabnya kita semua pasti tahu, diantaranya pembangunan gedung gedung, pemukiman, dan sebagainya yang setiap hari terus bertambah. Jika seluruh jakarta (juga daerah lainnya) tidak ada tanah dan pohon lagi, seluruh daerah sudah ditutupi semen, dan sebagainya, bisa dibayangkan,kan apa yang akan terjadi?. Memang, jika pikir pikir, pemerintah seharusnya lebih berpikir tentang hal ini, tapi jangan menunggu pemerintah deh, mulailah dengan diri sendiri dan keluarga dengan cara menanam pohon di halaman rumah. Menanam sendiri memang tidak mampu menahan banjir, tapi ini awal yang bagus. Ajaklah tetangga dan warga sekitar, minta bantuan lurah atau ketua RT dan RW, agar warga mau bergotong royong.

Dimanakah sampah sampah? Eh salah. Sampah dimana mana!!
    Hanya satu?, kita berpikir hanya satu sampah yang kita buang, tapi kita melakukannya setiap hari. untung saja hanya satu, hanya dirikita yang membuang satu, tapi jika adik membuang satu? Ibu? Ayah? Anak? Tetangga? Warga sekitar?. Berawal dari satu, tapi dalam sehari bisa beribu. Tahukah kamu? Warga Jakarta menghasilkan 6.400 ton sampah per hari. Berawal dari satu, bukan (mungkin saja dua, tiga, empat, dst.). per hari saja sudah sebanyak itu, bagaiman dengan per minggu, ya? Per bulan? Per tahun? Oh tidak !. bukan banjir hujan lagi tapi banjir sampah. Sebenarnya apa sih hubungan antara sampah dan banjir?, jawabannya sederhana, karena sampah menyumbat saluran air sehingga air meluap. Negara kita masih belum bisa mengolah sampah dengan baik. Beginilah perjalanan sampah sampah itu di Indonesia, sampah yang ada dirumah kita dikirim ke TPS (pasti tau kepanjangannya), lalu dikirim ke TPA untuk menunggu pengolahan selanjutnya, artinya sampah sampah tertimbun di TPA. Ketika tertimbun itulah hal hal mengerikan akan terjadi, ketika hujan lebat, sampah akan terbawqa arus menuju sungai, selokan, parit, kali, lalu menyumbat alirannya, dan terjadilah banjir.

Apa yang bisa kita lakukan?
    Membuang sampah pada tempatnya baik di rumah maupun di jalan adalah wajib. Bagus lagi memungut sampah yang ditemui di jalan. Hey, jangan malu karena kita merasa tidak pantas melakukannya, kita kan cantik? Masa mungut sampah di jalan sih?. Jangan berpikir begitu, siapa tahu karena orang lain melihat si cantik melakuan itu, mereka juga tertarik untuk melakukannya. siapa tahu, kita bisa jadi pelopor buat orang, kan?. Setelah membuang sampah pada tempatnya, hal selanjutnya yang harus kita lakukan ialah mengurangi sampah dirumah. Tak ada masalah,kan jika kita menggunakan kertas HVS dengan cara bolak balik? Pastikan juga sebelum ngeprint harus cek dulu, apakah dokumen kita memang sudah benar benar mau di print?, selain itu cobalah untuk berbelanja di pasar dengan membawa tas belanja sendiri, hal ini kita lakukan agar mengurangi sampah plastik. Awal yang bagus, bukan?. Jika punya kemampuan seni, tidak ada salahnya membuat sesuatu dari sampah, seperti untuk tempat pensil. Be Creative!

    Melakukan semua hal itu sebenarnya perkara mudah, hanya saja memabangun kemauan sangat sulit. Kesadaran diri sendiri harus lebih diperhatikan. Jika tidak ingin kebanjiran, ya Let’s do somethings better.